Bisnis daring (online) yang dimiliki Inta Heruwanto (28 tahun) nyaris satu tahun berdiri. Inta pun bersyukur lantaran bisnis makanan bayi yang digarapnya bersama ibu dan kakaknya kian banyak menerima pesanan. Tak ayal, ketertarikan pelanggan yang makin besar itu menimbulkan kesibukan baru bagi Inta.
Bukan berkutat pada memasak di dapur, Inta justru disibukkan oleh pertanyaan pelanggan seputar menu yang disodorkan toko daringnya di mammakanin.multiply.com. "Mereka suka bertanya, kenapa kok foto menunya lama di-download. Atau karena banyak yang menggunakan BlackBerry, jadi mereka asyik bertanya berapa pin saya dan bertanya tentang kenapa Mamma Kanin tidak pakai gula dan garam," tutur Inta.
Lulusan sekolah bisnis dan wirausaha internasional di Swedia inikemudian memutuskan membangun mobile site bagi bisnisnya. Alasannya sederhana. "Sekitar 80 persen pelanggan Mamma Kanin ternyata pengguna Blackberry."
Upaya mengembangkan bisnis daring dilakukan pula oleh orang-orang di belakang Cocomomo, merek untuk produk tas dan dompet asal Yogyakarta. Dini Parsudi, mitra bisnis Cocomomo, mengatakan, ia dan pendiri Cocomomo. Ayang Cempaka, belum memiliki khusus aplikasi bagi mobile site. "Tapi, situs kami, cocomo-mobags.com, bisa diakses dari semua browser smartphone," kata Dini.
Ayang bercerita, mulanya Cocomomo dipasarkan lewat blog pribadi Ayang. Seiring waktu Cocomomo berhasil mengembangkan produknya hingga memiliki dua outlet resmi. "Satunya online dan satu lagi offline di Abacus Store, Level One, Grand Indonesia," ujarnya.
Ketika jaringan dan aktivitas di dunia maya kian luas, bisnis lewat toko daring terbilang menjanjikan. Namun, tentu saja, tantangan mengembangkan bisnis di duniamaya ini tak kalah berat ketimbang toko di darat.
Cara agar banyak pengunjung ke toko kita, bagaimana menarik perhatian pengunjung, dan tampilan produk supaya menarik hanyalah segelintir dari masalah yang biasa dihadapi para pebisnis daring.
Mudah ditelusuri
Satu strategi yang cukup jitu sempat dilakukan Inta yang meraih keuntungan lewat ulasan produknya atau komentar tentang Mamma Kanin dari beberapa blogger. Nama Mamma Kanin yang disinggung blog tadi ter-nyata membantu membuat situs Mamma Kanin mudah ditelusuri di dunia maya. Inta pun berencana memberi hadiah bagi blogger yang sudah membantu mendongkrak popularitas Mamma Kanin di dunia maya.
Apalagi, setelah mobile site mulai berjalan, beban Inta dalam melayani pertanyaan pelanggan cukup berkurang. Dari smartphone, konsumen bisa dengan mudah melihat seluruh foto makanan yang dijual Mamma Kanin termasuk penjelasannya. Bahkan, Inta merasakan peningkatan jumlah pelanggan sejak mobile site-nya terbentuk. Informasi tentang Mamma Kanin juga dikatakan Inta lebih meluas sebab mobile site itu dengan mudah bisa dikopi link-nya ke pengguna smartphone lain.
Memberikan penjelasan tentang produknya sangat penting bagi bisnis Inta. Mamma Kanin fokus pada makanan bayi yang dimasak tanpa gula, garam, dan bahan pengawet.
Inta dan ibunya, Ranty Heruwanto (56), juga memastikan semua makanan dibuat segar dan langsung diantar ke pelanggan tanpa diinap-kan lebih dulu. Penggunaan bahan organik menjadi alasan mengapa produk Mamma Kanin tidak murah. "Hal-hal ini yang membuat kami sibuk menjelaskan, karena banyak orang yang butuh penjelasan kenapa kita tidak pakai gula garam dan sebagainya," ujar Inta yang sedang bersiap meluncurkan situs mam-makanin.com bulan depan.
Sedangkan Cocomomo memastikan situs mereka menarik dikunjungi. Tampilan yang atraktif, termasuk tampilan yang memungkinkan pengunjung menelaah secara detail setiap produk hingga bagian dalam tas, misalnya, dilakukan agar pengunjung tertarik membuka setiap produk yang mereka tawarkan.
Webmaster Cocomomo, perusahaan www.ontelstudio.com, juga ditugaskan menyusun strategi meningkatkan efisiensi situs. "Search lewat SEO, usability testing, statistik situs, dan analisisnya kami pantau terus," kata Ayang.
Memiliki toko daring memang punya kelebihan tersendiri. Dini mengatakan, toko daring membuat produk mereka terjangkau hingga seluruh Indonesia dan luar negeri. Cara yang mudah untuk menjual sebanyak mungkin produk Cocomomo, ditegaskan Dini, memang melalui situs di dunia maya.
Alhasil, kendati telah memiliki "toko offline, Ayang tidak ingin berhenti di situ. Ia dan Dini menyadari tidak semua orang bisa datang langsung ke toko. "Kita merasa perlu sekali tetap memiliki online store. Terlebih dengan perkembangan teknologi dan akses internet yang cukup mudah di mana-mana."
Sumber = Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar