Rabu, 09 Februari 2011

Bina Nelayan Tradisional, Setahun Bisa Dua Kali Panen

Mengetahui potensi yang menguntungkan, Yun Pratama menyusun ide untuk mengembangkan budidaya landak laut itu. Dimulai pada 2009 lalu, ia membina tiga nelayan tradisional di Pulau Tidung untuk mengangkat potensi lokal. Bagaimana kisahnya?

Mengubah pandangan nelayan tradisional bagi Yuri tidak langsung dimuaahkan. Diubah pendekatan dan memberikan bimbingan kepada kelompok nelayan. Hingga kini tak kurang dari 30 nelayan kompak yang bergabung. Bahkan Yuri mendirikan Urchindonesia untuk melestarikan keberadaan bulu babi itu.


Pola penangkaran dengan penanaman jaring tancap hingga kedalaman 10 meter dengan jarak 3 .5 meter dari bibir pantai. Ujicoba itu dalam setahun bisa menghasilkan dua kali panen. Sebanyak 1800 benih yang ditangkar dari alam sekitar Pulau Tidung di-biakkan dalam jaring kerambah. Idealnyapcmbenihan untuk yang masih muda dengan ukuran 2-4 centimeter. Bila di atas 5 centimeter bisa digunakan untuk indukan. Seperti rumah ikan, pembuatan kerambah itu dapatdengan mudah dilakukan penduduk lokal.

Menguntungkan lagi kata Yuri, keadaan Indonesia yang memiliki iklim torpis justru sangat membantu pembiakan. Dalam setahun masa tijah atau bertelur bisa sepanjang tahun. Masa evolusi anakan bisa mencapai setahun bahkan cukup singkat 4-6 bulan saja.

Dari hasil binaannya bermitra dengan nelayan lokal, jumlah panen perdana mencapai 50 kilogram. "Masih trial error sebagai pemula. Hasil panen digunakan untuk contoh produk dan promosi untuk merambah jaringan pasar," terangnya.

Dalam menjalani tantangan bisnis yang belum begitu populer dimasyarakat tidak menyurutkan tekad Yuri. Menghadapi kegagalan dan beresiko bagianya sudah menjadi bagian dari seorang entrepreneur. Ia mengisahkan, tak lelah membawakan sample ke calon klien hingga bolak balik berulang kali ditolak. "Panen pertama hanya habis untuk menjajakan contoh produk promosi ke restoran makanan seafood," terangnya

Harus bersaing dengan produk impor yang harganya selangit tidak menciutkan nyali Yuri. "Walaupun degan bandrolan harga cukup murah Rp 250 hingga Rp 2 juta per kilo gram masiri menyulitkan untuk menembus pasar. Restoran Jepang dan yang hotel-hotel masih memilih barang impor dari pada hasil budi daya lokal," jelasnya.

Tak habis akal, Yilri menjajal segmen pasar lainnya. Ia menerobos peluang pasar ke perusahaan farmasi di Semarang. Kejeliannya melihat potensi itu cukup menguntungkan Yuri. Kandungan proteinyang ada dalam telur landak laut sangat dibutuhkan perusahan farmasi untuk bahan suplemen. Dari 100 gram kandungan protein mencapai 70 persen. Selain itu juga memiliki kandungan lainnya seperti zat besi, asam amino yang berguna untuk kesehatan manusia.

Dijelaskan Yuri, selain memiliki kekeyaan bulu babi hitamlaui Indonesia juga mempunyai jenis lainnya. Misalnya di kawasan perairan mdonesia timur terdapat bulu babi merah (tripneustes gratilla). Sebaran wilayahnya mencakup perairan Maluku, Lombok dan Sulawesi. Jenis lainnya yang banyak ditemukan di Indonesia yakni bulu babi hitam spp yang cirinyabulunya tidak panjang. "Total semuanya ada delapan jenis. Namun yang sudah ditemukan di Indonesia ada tiga jenis," katanya.

Yuri tampak faham betul tentang ciri telur yang berkualitas diminati pasar. Ia menyebutkan ciri telurnya tampak segar dan berwana orange. Teksturnya utuh dan tahan lama karena permintaan restoran memang menyajikan telur dalam keadaan segar.

Walaupun sudah mendulang sukses dengan memenangkan kompetisi enrrepre-neurship dengan hadiah ratusan juta Yun masih memendam impian. Ia bertekad ingin membangkitkan ekonomi bahari yang bisa diandalakan dari Kepulauan Seribu.

Menjajal alam laut memang dilakukan Yuri sejak. 2007 lalu. Ketika itu ia meng-ikutin kegiatan Community Entrepre-neurshi Calange Indonesia Young Enlre-preneurhsip yang digelar British Council Lalu pada 2008 lalu Ia melakukan riset di Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat. Di kawasan itu Yuri banyak menemukan nelayan tradisional. Keberadaan bulu babi sangat menganggu nelayan dan para pc-nyelam. Keberadaan duri yang memenuhi tubuh bisa merusak terumbu karang. Bahkan bulu babi yang dianggap sampah itu di musnahkan. Dikubur dalam pasir agar mati dan tidak mencederai nelayan dan aktivitas penyelam. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar